Kenapa Nilai Bagus di Sekolah Belum Tentu Lolos TKA?

Banyak siswa yang memiliki nilai rapor tinggi atau selalu menjadi juara kelas, namun saat mengikuti Tes Kemampuan Akademik (TKA) hasilnya tidak sesuai harapan. Kenapa bisa begitu? Padahal nilai sekolahnya bagus, belajar rajin, dan aktif di kelas. Yuk, kita bahas bersama alasannya!

1. TKA Mengukur Cara Berpikir, Bukan Hafalan

Nilai di sekolah umumnya didapat dari ujian yang menilai penguasaan materi pelajaran. Artinya, siswa yang rajin menghafal rumus, definisi, atau konsep biasanya bisa mendapatkan nilai tinggi.

Namun, TKA berbeda.
TKA menilai kemampuan berpikir logis, analitis, dan penalaran, bukan seberapa banyak kamu hafal. Misalnya, bukan sekadar tahu rumus matematika, tapi bagaimana cara menggunakannya untuk menyelesaikan masalah baru yang belum pernah kamu lihat sebelumnya.

Jadi, yang dicari TKA bukan hafalan, tapi pemahaman mendalam dan kemampuan bernalar.

2. Soal TKA Lebih Menekankan pada Penalaran

Soal TKA sering berbentuk masalah kontekstual yang memerlukan logika dan strategi penyelesaian.
Contohnya:

  • Menyimpulkan informasi dari teks bacaan.

  • Memecahkan soal matematika tanpa rumus langsung.

  • Menganalisis pola atau hubungan sebab-akibat.

Siswa dengan nilai tinggi di sekolah mungkin belum terbiasa dengan model soal berpikir kritis seperti ini, sehingga bisa kesulitan saat menghadapi TKA.

3. Gaya Belajar yang Berbeda

Di sekolah, sebagian siswa terbiasa belajar untuk ujian, bukan untuk memahami konsep.
Artinya, mereka fokus pada “cara cepat menjawab soal ujian sekolah”, bukan pada proses berpikir logis di balik jawabannya.

Padahal, dalam TKA:

Yang dinilai bukan hasil akhirnya saja, tetapi cara kamu menemukan jawabannya.

Oleh karena itu, siswa dengan gaya belajar “hafalan” seringkali kalah dari siswa yang terbiasa berpikir analitis dan eksploratif.

4. TKA Menguji Kemampuan Universal

Nilai sekolah bisa berbeda-beda antar daerah, tergantung standar dan penilaian guru.
Sementara TKA bersifat nasional dan objektif, dengan standar yang sama untuk semua peserta.
Artinya, TKA menilai kemampuan dasar dan potensi akademik murni, bukan hanya hasil belajar di satu sekolah tertentu.

5. Kecerdasan Akademik ≠ Kemampuan Menalar

Seseorang bisa sangat cerdas dalam memahami pelajaran, tapi belum tentu terlatih dalam menalar dan menganalisis situasi baru.
Sebaliknya, ada siswa yang mungkin nilai sekolahnya biasa saja, tetapi berpikir logis, cepat tangkap, dan punya strategi menjawab yang baik, sehingga bisa unggul dalam TKA.

Kesimpulan

Nilai bagus di sekolah memang penting, tapi bukan satu-satunya ukuran kemampuan akademik.
Untuk sukses di TKA, siswa perlu:

  • Melatih cara berpikir logis dan kritis

  • Membiasakan diri dengan soal berbasis penalaran

  • Tidak hanya menghafal, tapi benar-benar memahami konsep

Dengan begitu, nilai bagus di sekolah akan sejalan dengan kemampuan yang diuji dalam TKA — dan peluang lolos pun akan semakin besar!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *