Dari Teori ke Praktik: Mengapa IN-2 Jadi Titik Balik Guru dalam Program Koding KKA
Perubahan zaman menuntut guru untuk terus beradaptasi. Salah satu upaya nyata dalam meningkatkan kemampuan guru di era digital adalah melalui Program Koding KKA (Kegiatan Kompetensi Akademik).
Dalam program ini, ada satu tahap yang menjadi puncak pembelajaran sekaligus titik balik penting bagi guru, yaitu In Service Training 2 (IN-2).
Mengapa disebut titik balik? Karena di tahap inilah guru benar-benar mengubah teori yang telah dipelajari menjadi praktik nyata di ruang kelas.
Apa Itu IN-2 dalam Program Koding KKA?
IN-2 (In Service Training 2) adalah tahap lanjutan dari rangkaian pelatihan KKA, yang dilakukan setelah guru melaksanakan On the Job Learning (OJL).
Jika pada tahap OJL guru mengimplementasikan hasil pelatihan di sekolah, maka di IN-2 mereka melakukan refleksi, evaluasi, dan penguatan atas pengalaman tersebut.
Dengan kata lain, IN-2 menjadi ruang untuk meninjau kembali hasil penerapan teori dan memperbaikinya agar lebih efektif dalam pembelajaran koding di sekolah.
Dari Teori ke Praktik Nyata
Selama IN-1, guru memperoleh teori dan konsep dasar tentang pembelajaran berbasis koding, berpikir komputasional, dan strategi mengintegrasikan teknologi dalam pelajaran.
Namun, teori tidak akan bermakna tanpa praktik.
Melalui OJL dan IN-2, guru benar-benar diuji:
-
Bagaimana menerapkan pembelajaran koding di kelas yang beragam?
-
Apa kendala yang muncul saat siswa belajar berpikir logis dan kreatif?
-
Bagaimana menyesuaikan metode dengan karakter peserta didik?
Di tahap IN-2 inilah guru menyadari celah antara teori dan kenyataan, lalu menemukan cara terbaik untuk menjembataninya.
Momen ini menjadi pengalaman transformasional yang menjadikan guru lebih reflektif, adaptif, dan solutif.
Mengapa IN-2 Disebut Titik Balik?
Ada beberapa alasan kuat mengapa IN-2 menjadi fase penting dalam perjalanan guru di Program Koding KKA:
-
Refleksi Diri yang Mendalam
Guru belajar mengevaluasi hasil kerja sendiri, menemukan kekuatan dan kelemahan, serta menyusun rencana perbaikan.
Proses refleksi ini membuat guru semakin sadar akan potensi dan perannya dalam membentuk pembelajaran abad 21. -
Transformasi Cara Mengajar
Dari yang awalnya berfokus pada teori, guru mulai berani berinovasi: menggunakan proyek sederhana, aplikasi interaktif, hingga permainan logika untuk memperkenalkan koding kepada siswa. -
Kolaborasi dan Saling Belajar
IN-2 mendorong guru berbagi praktik baik dengan rekan sejawat. Melalui diskusi dan umpan balik, lahir banyak ide kreatif yang bisa diterapkan di sekolah masing-masing. -
Kesiapan Menghadapi Era Digital
Guru tidak hanya belajar teknologi, tapi juga membangun mindset digital — berpikir logis, terbuka terhadap perubahan, dan siap menghadapi tantangan pembelajaran berbasis koding.
Dampak Nyata IN-2 bagi Guru
Banyak peserta pelatihan mengaku bahwa IN-2 menjadi titik balik yang nyata dalam karier mereka.
Setelah mengikuti tahap ini, guru:
-
Lebih percaya diri dalam menerapkan pembelajaran berbasis teknologi.
-
Lebih memahami kebutuhan belajar siswa abad digital.
-
Lebih kreatif dalam merancang kegiatan koding yang menarik dan mudah dipahami.
-
Lebih aktif berkolaborasi dalam komunitas belajar guru.
IN-2 mengubah cara guru melihat pembelajaran — bukan sekadar menyampaikan materi, tetapi menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.

